KOMUNIKASI DALAM TEORI PERTUKARAN SOSIAL


BAB I
KOMUNIKASI DALAM TEORI PERTUKARAN SOSIAL
A.Pendahluan
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu social yang mengatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan dengn orang lain sesuangi dengan anggapan diri manusia tersebut terhadapa: keseimbangan tentang apa yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, jenis hubungan yang dilakukan , dan kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain. 
               Pada umumnya pertukaran sosial mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi dalam hubungan tersebut, yang terdapat unsur ganjaran, pengorbanan dan keuntungan. Ganjaran merupakan segala unsur ganjaran, pengorbanan adanya pengorbanan, manakala pengorbanna merupakan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkam perhitungan untung- rugi. Misalnya pola – pola perilaku ditempat kerja, percintaan, perkawinan dan persahabatan.[1]
  








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Pertukaran Sosial
                Teori Pertukaran Sosial adalah salah satu teori sosial yang mempelajari bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain, kemudian seseorang itu menentukan keseimbangan antara pengorbanan dan keuntungan yang didapatkan dari hubungan itu. Setelah seseorang menentukan keseimbangannya, ia akan menentukan jenis hubungan dan kesempatan memperbaiki hubungan atau tidak sama sekali.
Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori pertukaran sosial antara lain adalah psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964). Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita.
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, Jenis hubungan yang dilakukan, Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Sudut pandang Pertukaran Sosial berepndapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterima[2] .
Asumsi-asumsi dasar teori ini berasal dari sifat dasar manusia dan sifat dasar hubungan. Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sebagai berikut :
a.       Manusia mencapai penghargaan dan menghindari hukuman.
Pemikiran bahwa manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman sesuai dengan konseptualisasi dari pengurangan dorongan [3]Pendekatan ini berpendapatan bahwa perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal. Ketika orang ,merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangkan.
b.      Manusia adalah makhluk rasional.
Bahwa manusia adalah makhluk rasional merupakan asumsi yang penting bagi teori pertukaran sosial.Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya.
c.       Asumsi ketiga, menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya
keanekaragaman. Tak ada satu standar yang dapat digunakan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan penghargaan itu.
Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari suatu hubungan :
1.      Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan, dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena akibat.
2.      Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses, pentingnya waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu mempengaruhi pertukaran karena penglaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya.[4]
B. Teori Pertukaran Sosial Thibaut dan Kelley
Teori ini bisa disebut juga dengan teori hasil interaksi. Teori ini dikemukakan oleh Thibaut dan Kelley untuk menerangkan hubungan dua orang dimana mereka saling tergantung untuk mencapai hasil-hasil yang positif. Dan dinyatakan juga bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.Sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.sedangkan biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu bisa berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau yang dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan.Teori pertukaran sosial ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya dan saling memuaskan kedua belah pihak. Sehingga ada empat konsep pokok dalam teori ini yaitu ganjaran, biaya, laba atau hasil dan tingkat perbandingan. Dan tingkat perbandingan inilah yang menjadi teori khas dari sumbangan yang diberikan oleh Thibaut dan Kelley yang bisa diartikan teori hasil interaksi, intinya bahwa hubungan antar pribadi bisa diteruskan atau juga bisa dihentikan. Hal ini disebabkan kalau seseorang bisa melihat faktor-faktor pembanding dalam hubungan antar pribadi dengan seseorang dengan seseorang lainnya.[5]
Menarik dari teori Thilbaut dan Kelley adalah penjelasan mereka mengenai bagaimana orang mengevalauasi sebuah hubungan. Thilbaut dan Kelly mengkalim bahwa evaluasi ini didasarkan pada dua tipe perbandingan : level perbandingand an level perbandingan alternative.
a.       Level perbandingan
Standart yang mewakili perasaan orang mengenai apa yang mereka harus terima dalam hal penghargaan dan pengorbanan  dari sebuah hubungan. Level perbandingan bervariasi diantara individu-individu karena hal ini subjektif, karena tiap  individu memiliki pengalaman yang berbeda. Oleh karenanya kita memiliki harapan yang saling tumpang tindih akan suatu hubungan , dan level perbandingan kita mungkin tidak akan jauh berbeda satu dnegan yang lainnya. Thibaut dan Kelly berpendapat  bahwa kepuasan kita akan suatu hubungan berakar dari mmebandingkan penghargaan dan pengorbanna yang ada dalam hubungan itu level perbandingan.
b.      Level perbandingan alternatif
Merujuk pada : “level terendah dari penghargaan dari suatu hubungan yang dapat diterima oleh seseorang saat dihadapkan pada penghargaan yang dari hubungan alternatif atau sendirian” [6]Dengan kata alain level perbandingan alternatif realitas dari Hubungan tersebut.misalnya mmepelajari partisipasi dalam teater komunitas.bahwa orang yang tinggal di kota di mana hanya ada teater komunitas cenderungb tinggal di dalam komunitas itu sedikit penghargaan dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki pilihan lain, bahwa hal ini menekankan pentingnya level perbandingan untuk alternatif.[7]  

Asumsi-asumsi dasar teori ini berasal dari sifat dasar manusia dan sifat dasar hubungan. Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sebagai berikut :
1.      Manusia mencapai penghargaan dan menghindari hukuman.
Pemikiran bahwa manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman sesuai dengan konseptualisasi dari pengurangan dorongan.[8] Pendekatan ini berpendapatan bahwa perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal. Ketika orang ,merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangkan.
2.      Manusia adalah makhluk rasional.
Bahwa manusia adalah makhluk rasional merupakan asumsi yang penting bagi teori pertukaran sosial. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya.
3.      Asumsi ketiga, menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya keanekaragaman. Tak ada satu standar yang dapat digunakan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan penghargaan itu.
Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari suatu hubungan :
4.      Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan
Dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena akibat.
Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses. Pentingnya waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu mempengaruhi pertukaran karena penglaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya.[9]

B.     Pengertian Kelompok
Manusia dalam melakukan berbagai kegiatan tidak akan terlepas dari adanya hubungan dan komunikasi dengan orang lain. Untuk itulah dalam berhubungan dan berkomunikasi kita juga tidak terlepas dari adanya kerja sama yang baik demi tercapainya tujuan bersama yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama ini dapat dibendung dalam satu wadah kegiatan yang terkoordinir maupun yang tidak terkoordinir.
Misalkan saja adanya organisasi, kelompok, kerumunan dan dinamika dalam kelompok tersebut.
Kelompok adalah kumpulan manusia dalam lapisan masyarakat yang mempunyai ciri atau atribut yang sama dan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi. Karena memiliki persamaan,kelompok-kelompok mempunyai tingkat hasut yang tinggi. Hal ini juga dikarenakan kelompok hanya berada di ruang lingkup yang kecil.
Kelompok mempunyai tujuan yang lebih transparan dibanding dengan massa, publik, dan kerumunan, maka dari itu kelompok lebih mudah dikontrol karena mereka memiliki kesadaran yang tinggi dan masing-masing anggota menyadari keanggotaannya. Dalam sebuah kelompok selalu ada yang namanya komunikasi. Komunikasi ini sering dinamakan komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok "kecil" seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor[10] menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka.
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan.
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin.
4.  Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama.
5.  Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
 Selain itu dalam kelompok kita juga mengenal adanya dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Adapun fungsi dari dinamika kelompok adalah:
 a) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
 b) Memudahkan pekerjaan.
 c) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
d) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat. Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
Adapun kelebihan dan kekurangan dalam dinamika kelompok adalah:
a)      Kelebihan Kelompok
     Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain. Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi. Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.
b)      Kekurangan Kelompok
     Kekurangan kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan. Dalam lapisan masyarakat kita mengenal adanya pelapisan-pelapisan. Begitu juga dalam kelompok sosial. Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
 Ada beberapa jenis kelompok sosial dalam masyarakat, antara lain:


a)      Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Misalnya keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
b)      Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
c)      Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d)     Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya kelompok arisan.
 Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama),
(b) terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)
(c) adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing, dan
(d) adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.[11]




b.  Aplikasi Teori Pertukaran Sosial dalam Konteks Komunikasi Kelompok
Menurut Michael Burgon[12] mendefinisikan komunikasi kelompok yaitu :
“ komunikasi kelompok sebagi interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggota dapat mengingat karaktristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.”
Contoh kasusnya adalah, antara suatu kelompok distributor alat musik online yang masih sederhana dengan beberapa anggota yang juga mempunyai tugas masing-masing dalam pendistribusian, dengan suatu band yang sudah memiliki anggota tetap. Namun, beberapa anggota dari band ini terkadang memiliki halangan saat mereka berkeharusan untuk pentas. Kebetulan, salah satu anggota band mengenal baik salah satu distributor alat musik tersebut. Maka dari itu, anggota band ini sepakat untuk mengajak anggota kelompok pendistribusi alat musik ini, untuk menggantikan pentas apabila ada anggota band yang berhalangan. Jadi tujuan mereka adalah saling bekerja sama, karena mereka juga memiliki hobi sama-sama menyukai musik yang anggota distributor alat musik ini juga mampu menguasai musik dengan baik. Band ini juga sepakat, apabila mereka memerlukan peralatan baru untuk kebutuhan band nya, mereka akan menggunakan barang-barang yang disediakan oleh kelompok distributor ini Mereka menjadi sangat akrab, dan saling mengerti karakter satu sama lain, sehingga memudahkan mereka dalam bekerja sama. Karena, sudah merasa nyaman satu sama lain, akhirnya mereka semua sepakat untuk tetap bekerja sama, dan menjadikan anggota distributor itu menjadi anggota cadangan/additional player.
a.       cost dalam hal ini adalah hanya berupa tenaga yang lebih yang harus dikeluarkan apabila anggota kelompok distributor menggantikan anggota band yang berhalangan dalam pentas. Walaupun tidak ada yang dirugikan, namun anggota kelompok distributor tetap mengeluarkan cost, yaitu berupa tenaga;
b.      reward dalam hal ini adalah adanya honor yang diterima oleh anggota kelompok distributor saat mereka menggantikan anggota band dalam pentas dan adanya kemudahan dalam membeli kebutuhan musik bagi band itu. Ini sesuai dengan asumsi teori pertukaran manusia mengenai keadaan manusia, bahwa manusia mencari keuntungan dalam menjalin sebuah hubungan;
c.       outcome dalam hal ini adalah adanya keputusan untuk menjadikan kelompok distributor itu sebagai anggota cadangan/additional player, yang bertujuan untuk saling menggantikan apabila ada anggota band yang berhalangan untuk pentas, ini artinya antara band dan kelompok distributor tersebut memilih untuk melanjutkan hubungan;
d.      rationality dalam hal ini adalah, keputusan dari anggota band, yang menjadikan kelompok distributor itu menjadi additional player, yang ini berarti hubungan diantara mereka akan terus berlanjut. Hal ini dianggap rasional, karena mereka semua tidak ada yang merasa dirugikan, dan justru saling membantu serta saling bergantung. Kelompok distributor itu tetap mendapatkan honor apabila mereka menggantikan pentas, dan anggota band tetap mampu menjalankan urusannya masing-masing tanpa khawatir dengan band mereka, karena sudah digantikan oleh kelompok distributor.[13]
 C. Kelebihan dan Kekurangan Teori
Teori Pertukaran Sosial
1.      Kelebihan
Akan menimbulkan suatu keadilan dalam masyarakat, takkan ada yang merasa berat sebelah jika teori ini diterapkan karena teori ini membahas tentang bagaimana suatu hubungan sosial masyarakat bisa menyeimbangkan antara pengorbanan dan keuntungan yang didapatkan dari pihak lain. Disamping itu juga jika menerapkan teori ini maka hubungan dalam suatu masyarakat sosial ataupun individu akan tetap terjaga dan tidak akan ada yang merasa dirugikan.
2.      Kekurangan
Apabila seseorang menerapkan teori ini maka dikala seseorang tersebut memberikan atau melakukan sesuatu kepada orang lain maka penerima tersebut akan merasa risih menerima pemberian atau jasa yang telah dilakukan untuknya karna merasa apa yang telah dilakukan atau diberikan akan harus dibalas dengan yang demikian pula, sedangkan belum tentu si penerima mampu membalas apa yang telah dilakukan pemberi kepadanya. Disamping itu juga teori ini bisa saja membuat kita menjadi orang yang tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu untuk seseorang karena terbiasa mengharapkan balasan atas apa yang telah dilakukan terhadap orang lain.

C.    Kritik Teori Pertukaran social
a.   Teori ini hanya mendasarkan perilaku manusia pada formulasi ekonomi saja (economic behavior) sehingga mengesampingkan faktor-faktor intrinsik manusia, seperti free will, interest, transendece dsb (Turner & Barat, 2007) 
Karena elemen dalam social exchange theory adalah imbalan, pengorbanan, dan keuntungan maka semuanya mendasarkan pada formulasi ekonomi saja tanpa melihat dari sisi yang lain. Perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
b.                  Dalam teori ini, manusia dipandang sebagai “a rational calculator” sehingga mengabaikan proses-proses afeksi yang ada (Berger & Rollof, 1980). 
Karena semua perilaku manusia dilandaskan pada formulasi ekonomi yang hanya berpusat pada untung dan rugi, maka afeksi ( kasih sayang ) menghilang dengan pikiran-pikiran yang rasional sehingga mengabaikan unsur perasaan didalamnya.

c.       Tidak semua hubungan sosial diwarnai dengan “transaksi bisnis” (Steve Duck, 1994).
 Ada unsur-unsur yang lain yang mewarnai hubungan sosial, tidak hanya untung rugi seperti transaksi bisnis namun juga ada unsur waktu dalam proporsisi kejenuhan dan unsur hukuman pada proporsisi nilai .
 d.  Teori ini gagal menjelaskan tentang solidaritas kelompok  berdasarkan pemenuhan kebutuhan individu (England, 1989).
Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena dari padanya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan yang resiprokal bagi kita namun hanya sebatas pada antar individu dengan kepentingan masing-masing sehingga tidak adanya solidaritas.[14]





E.  Komunikasi Perspektif Islam
            Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Karena gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang Islami atau berakhlakul karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah ini bersumber pada Al-Quran dan Hadist.
Prinsip-prinsip berkomunikasi menurut Al-Qur’an[15] adalah prinsip Qaulan Sadidan/ pembicaraan yang benar, jujur,[16] Qaulan Balighan/ komunikasi efektif,[17] Qaulan Ma’rufan/ perkataan yang baik[18] , Qaulan Kariman/ kata-kata yang membesarkan hati[19], Qaulan Layyinan/ kalimat yang lemah lembut [20], dan Qaulan Maysuran/ kata-kata yang mudah [21].
Selain itu, etika berkomunikasi juga dapat dilihat dari salah satu hadist Nabi Muhammad Saw di bawah ini:

قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّي اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقاً (متفق عليه)
            Artinya:
“Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik akhlak (budi pekertinya).” [22]
E. Teori pertukaran Sosial dalam Persepktif Islam.
Contoh Kasus Teori Pertukaran Sosial
Hubungan suami istri melalui sebuah ikatan pernikahan. Pola-pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Banyak perceraian diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu di antara mereka merasa tidak terjadi kecocokan dengan pasangannya serta merasa dirugikan dengan ikatan pernikahan tersebut. Fenomena perceraian sangat sering kita saksikan melalui layar televisi, perceraian selebritis. Bahkan buntut dari perceraian tersebut adalah sebuah pertikaian dimana antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Yang awalnya mereka saling mengumbar kasih sayang tetapi setelah bercerai malah saling melempar caci maki dan kebencian.
 Sebuah ikatan antara suami istri dalam pernikahan harusnya dipandang sebagai sebuah ikatan suci dan sakral. Sebelum membangun komitmen dalam sebuah ikatan pernikahan seharusnya antara pria dan wanita harus saling mengenal satu sama lain. Alangkah baiknya jika sebuah pernikahan dilandasi oleh pemahaman agama yang baik. Dalam menjalani ikatan pernikahan seharusnya suami istri selalu berkomunikasi secara intens dan terbuka satu sama lain. Komunikasi ini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip komunikasi menurut Al-Qur’an, misalnya mengucapkan kata-kata yang jujur (Qaulan Sadidan), baik (Qaulan Ma’rufan). Meskipun terjadi konflik sebagai suatu sunnatullah maka menurut Imam Nawawi harus diakhiri pada hari ketiga, tidak boleh lebih[23] . Karena mereka yang bersikers memutuskan hubungan silaturahmi akan mendapat laknat dan kutukan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ


أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ




Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan (Q.S. 47 : 22)
 Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.(Q.S. 47 : 23)

Masing-masing pasangan juga harus saling memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pasangannya. Ketika pasangan tidak mampu dalam suatu hal maka alangkah bijaknya jika ia tidak menuntut hal tersebut diluar kesanggupan pasangannya. Komitmen-komitmen seperti inilah yang harus dikedepankan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berakibat pada perceraian.[24]














BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Asumsi dasar teori pertukaran sosial adalah hubungan memiliki sifat saling ketergantungan dan kehidupan berhubungan adalah sebuah proses.
2. Suatu contoh kasus teori pertukaran sosial dapat dilihat dari kasus perceraian dalam rumah tangga. Ketika mereka merasa tidak lagi merasa mendapatkan reward yang lebih besar daripada cost, maka keretakan rumah tangga pun sulit terelakkan.
3. Kasus tersebut mestinya dapat dicegah jika kalau mereka menerapkan prinsip-prinsip berkomunikasi menurut Al-Qur’an.
B. Saran
Pemahaman tentang teori ini sebaiknya diterapkan  karena sangat berguna dalam meningkatkan pemahaman saling pengertian dalam hubungan interpersonal.













Referensi
Departemen Agama Republik Indonesia Al quran, Terjemahan. Jakarta Syamil Cipta Media.2005
Kholil, Syukur. Teori Komunikasi Massa. Bandung.Ciptapustaka Media Perintis. 2011
Monge,P.R &Contractor,N.Theoris of communication network.oxforfd:University Press.2003
Prakoso,Adi.Z. Pengertian Komunikasi dalam sehari-hari-Pengertian, Arti, Defenisi, Manfaat dan Masalah.2007
Roloff,M.E. Interpersonal Communication, The social Exchange Aprroach.Beverly Hills:Sage.1981
Syafe’i.Rachmat.Sosial dan Hukum.Pustaka Setia.2000
Ujang,saefullah.Kapita Selekta Komunikasi. Bandung:Simbiosa Rekatama Media.2007
Wiryanto,Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta.Gramedia Wiasarana Indonesia.2005
H.R. Bukhari Muslim
http://www.kompasiana.com/novi_suprapti/perbedaan-publik-massa-kerumunan-kelompok-dan-organisasi
http://primadewinoviandri-fpsi11.web.unair.ac.id/artikel_detail-50269-Umum-Kritik%20atas%20Teori%20Pertukaran%20Sosial%20&%20Teori%20Peran.html



[1] Kholil, Syukur.Teori Komunikasi Massa.h.305
[2] Monge dan Contractor, Theoris of Communication Network.2003
[3] Roloff, Interpersonal communication.1981
[4] https://syulhadi.wordpress.com/my-document/umum/ilmu-komunikasi/teori-komunikasiteori-kategori-sosial-teori-pertukaran-sosial/
[5] http://yurikapuspakencana.blogspot.co.id/2013/03/teori-pertukaran-sosial.html
[6] Rollof, Interpersonal Communication .1981:48
[7] Kholil, Syukur.Teori Komunikasi Massa. h.310
[8] Roloff, Interpersonal Communication.1981
[9] https://syulhadi.wordpress.com/my-document/umum/ilmu-komunikasi/teori-komunikasiteori-kategori-sosial-teori-pertukaran-sosial/
[10] Prakosa,Adi. Penegrtian KOmunikasi Dalam Sejari-hari.. 2008
[11] http://www.kompasiana.com/novi_suprapti/perbedaan-publik-massa-kerumunan-kelompok-dan-organisasi
[12] Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi 2005
[13] http://resyanurinp.blogspot.com/2013/12/analisis-aplikasi-teori-pertukaran.html
[14] http://primadewinoviandri-fpsi11.web.unair.ac.id/artikel_detail-50269-Umum-Kritik%20atas%20Teori%20Pertukaran%20Sosial%20&%20Teori%20Peran.html
[15] Ujang Saefullah, Kapita Selekta Komunikasi.2007: 68
[16]  QS.An-Nisa:9
[17] QS.An-Nisa:63
[18] QS. An-Nisa: 5
[19] QS.Al- Isra’:23
[20] QS. Thaahaa:44
[21] QS.Al-Israa’:28
[22] H.R. Bukhari dan Muslim

[23] Syafe’i: Sosial dan Hukum 2000: 213
[24] http://pinkqu.blogspot.co.id/2013/05/teoripertukaran-sosial-dan-contoh-kasus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI A.     Pendahuluan Buku ini dimakasudkan untuk menyediakan sebagian bahan pembelajaran bagi mah...